f

Sabtu, 14 Mei 2016

Siswi SMA Banyak Yang Melakukan Aborsi.

 Kegiatan menggugurkan kandungan atau aborsi di kalangan muda-mudi Bogor bukan lagi hal tabu. Aborsi menjadi jalan keluar bagi pasangan bukan suami istri yang ‘kecelakaan’ atau hamil di luar nikah.

Tetapi, dapat dipastikan, semua wanita yang pernah melakukan aborsi selalu berakhir dengan penderitaan panjang. Seperti DW remaja asal Desa Gunungputri, Kabupaten Bogor.

Usianya baru genap 18 tahun. Namun dia sudah menikmati seks bebas cukup lama. Gara-gara itu pula dia hampir putus sekolah akibat nekat aborsi.

Beberapa bulan lalu, DW mengugurkan kandungan yang sudah berusia satu bulan, buah cinta terlarang dengan sang pacar. Atas saran teman, DW membeli obat jenis Cytotec.

“Belinya di apotik. Di sana juga ada obat-obat seperti penenang. Bisa lewat online juga, tapi harganya lebih mahal,” tuturnya.

Saat membeli obat tersebut, DW mendapat anjuran pemakaian dari si penjual obat yang katanya sudah ahli soal aborsi. Dalam satu hari, DW diharuskan menghabiskan enam butir Cytotec dengan cara ditelan.

Dua hari menggunakan Cytotec, reaksi obat keras itu mulai terasa. DWmerasakan sakit yang begitu dahsyat di perutnya. Seketika, darah kental keluar secara terus-menerus dari vagina, bersamaan dengan gumpalan-gumpalan daging.

“Sakit banget. Seperti mau mati. Keluar seperti gumpalan daging selama berkali-kali dalam satu hari penuh,” ucapnya.

Kondisi ini juga terjadi di hari ketiga usai Bunga menggunakan Cytotec. Setelah gumpalan janin itu keluar, kurang lebih seminggu, terjadi seperti menstruasi yang lebih kental darahnya. Belakangan DW mengetahui, obat tersebut dapat membuat rahimnya kering dan sulit mendapatkan anak di kemudian hari.

“Pastinya menyesal. Tapi semua sudah terjadi,” tutupnya.

Di Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor, obat-obatan keras itu bisa didapat di sejumlah apotek dan toko obat di beberapa pusat perbelanjaan. Misalnya di apotik bilangan Jalan Raya Narogong, Cileungsi.

Cytotec 250mg dibandrol Rp60 ribu pertablet. Wartawan koran ini pun diberi resep untuk menggugurkan kandungan dengan obat tersebut.

“Kalau kandungannya lemah dan baru 2-4 minggu kasih dua butir saja. Tapi kalau udah masuk minggu ke 5-8 minum empat sekaligus,” beber salah satu kasir.
Namun kata dia, obat tersebut memiliki reaksi nyeri dan mules setelah tiga jam mengkonsumsinya. Jika sudah merasakan hal itu dan darah kental keluar dari alat kelamin wanita, maka janin sudah keluar.

Terpisah Kapolsek Gunung Putri, AKP Hadiwijaya mengatakan, penjualan obat keras pengugur kandungan sulit ditindak. Di mana apotik menjualnya secara sembunyi-sembunyi.

“Memang banyak. Namun saat dilakukan razia, mereka berdalih tidak menjual sembarangan dan hanya dengaan resep dokter. Sehingga membuat kami cukup kesulitan,”katanya.

Terkait pergaulan remaja yang menjurus ke seks bebas, harus dilakukan upaya pencegahan secara bersama-sama. Mulai dari orang tua, guru dan sekolah.

“Banyaknya seks bebas karena peran orabng tua serta sekolah yang cuek,” tukasnya.

Psikolog UIN Sunan Gunung Djati  Dadan Suherdian mengatakan, seiring dengan bertambahnya usia seseorang, organ reproduksipun mengalami perkembangan. Akibat kematangan organ reproduksi dan perkembangan psikologis remaja, membuatnya mulai menyukai lawan jenisnya.
Arus media informasi mulai dari elektronik maupun non elektronik akan sangat berpengaruh terhadap perilaku seksual individu remaja tersebut.

“Kehamilan yang terjadi di luar pernikahan menjadi salah satu masalah yang sering timbul pada remaja di masa awal kematangan organ reproduksi,” bebernya.

Terlebih kehamilan tersebut terjadi pada usia sekolah. Siswi yang mengalami kehamilan biasanya mendapatkan respon dari dua pihak. Pertama, pihak sekolah. Kedua yaitu dari lingkungan dimana siswi tersebut tinggal. Mereka kerap mencemooh dan mengucilkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar