f

Jumat, 13 Mei 2016

Kenapa Sholat Harus Menghadap Kiblat.

Mengapa Sholat harus menghadap ke Ka’bah?

Segala puji kita panjatkan kepada Allah Yang Maha Tahu lagi Maha Kuasa atas segala sesuatu,

Pada awalnya Rasulullah setiap shalat menghadap ke Baitil Maqdis, kemudian
beliau memohon kepada Allah untuk dapat shalat menghadap ke Ka’bah.

Dari Anas bin Malik, katanya” Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa shalat
seperti kita, menghadap ke kiblat seperti kita, dan memakan binatang
sembelihan seperti kita, maka dialah orang muslim yang berada di bawah
perlindungan Allah dan RasulNya, Karena itu janganlah anda menghianati Allah
perihal perlindunganNya itu.” (Bukhari).

Dari Barrak bin ‘Azib r.a., katanya: “Rasulullah saw shalat menhadap ke
Baitil Maqdis, enam atau tujuh belas bulan lamanya. Sedang beliau ingin
shalat menhadap ke Ka’bah. Maka turun ayat: “Sesungguhnya Kami tahu engkau
menghadapkan mukamu ke langit berulang-ulang, maka setelah itu Nabi saw
shalat menghadap ke Ka’bah.
Tetapi orang-orang bodoh, antara lain orang-orang Yahudi, berkata: “Apakah
sebabnya mereka berpaling dari kiblat mereka semula ?”
Katakan hai Muhammad “Kepunyaan Allah Timur dan Barat, ditunjukiNya kepada
jalan yang lurus siapa-siapa yang dikehendakiNya.”
Seorang laki-laki shalat bersama Nabi saw waktu terjadinya perubahan kiblat
itu. Setelah shalat dia pergi. Dia melewati sekelompok oang Anshar sedang
shalat “Ashar, masih menghadap ke Baitil Maqdis. Lalu dikatakannya, bahwa
tadi dia shalat bersama Nabi saw menghadap ke Ka’bah. Karena itu mereka
merubah arah kiblat mereka dan menghadap ke Ka’bah. (Bukhari).

Dari Abdullah bin Umar r.a., katanya:”Ketika orang-orang di Quba sedang
shalat subuh, tiba-tiba datang seorang mengatakan: “Sesungguhnya tadi malam
Al Qur’an turun kepada Rasululah saw. Beliau diperintahkan shalat menghadap
ke Ka’bah, Maka menghadap pulalah anda semua ke Ka’bah. Lalu mereka yang
ketika itu sedang shalat dengan menghadap ke Syam, merubah arah mereka
dengan menghadap ke Ka’bah.

Dan kepunyaan Allah-lah Timur dan Barat, maka ke manapun kamu menghadap di
situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha
Mengetahui. (QS. 2:115)

Orang-orang yang kurang akalnya di antara manusia akan berkata :”Apakah yang
memalingkan mereka (ummat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu
mereka telah berkiblat kepadanya?”. Katakanlah :”Kepunyaan Allah-lah Timur
dan Barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan
yang lurus”. (QS. 2:142)

Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (ummat Islam), ummat yang
adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar
Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak
menjadikan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami
mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang
membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali
bagi beberapa orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, dan Allah tidak
akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang kepada manusia. (QS. 2:143)

Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami
akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah
Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke
arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi
Al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui bahwa berpaling ke Masjidil
Haram itu adalah benar dari Tuhan-nya; dan Allah sekali-kali tidak lengah
terhadap apa yang mereka kerjakan. (QS. 2:144)

Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi dan
Nasrani) yang diberi Al-Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan),
mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamu pun tidak akan mengikuti
kiblat mereka, dan sebagian dari mereka pun tidak mengikuti kiblat sebagian
yang lain. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah
datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan
orang-orang yang zalim. (QS. 2:145)

Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al-Kitab (Taurat dan
Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan
sesungguhnya sebagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal
mereka mengetahui. (QS. 2:146)

Kebenaran itu adalah dari Tuhan-mu, sebab itu jangan sekali-kali kamu
termasuk orang-orang yang ragu. (QS. 2:147)

Dan bagi tiap-tiap ummat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap
kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam membuat) kebaikan. Di mana
saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari
kiamat). Seungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. 2:148)

Dan dari mana saja kamu keluar (datang), maka palingkanlah wajahmu ke
Masjidil Haram; Sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang haq dari
Tuhan-mu. Dan Allah sekali-kali tidak lengah atas apa yang kamu kerjakan.
(QS. 2:149)

Kalau ditinjau dari Hadits dan ayat-ayat tersebut di atas maka menghadap ke
Ka’bah itu adalah ketetapan Allah setelah Rasulullah memintanya bagi beliau
dan umatnya.

Menghadap Ka’bah bukan berarti kita menyembah Ka’bah, tetapi merupakan
simbol yang ditetapkan Allah bagi kiblat orang-orang Islam. Hal ini untuk
membedakan kiblat umat Muhammad dengan kiblat umat lain.

Namun demikian seandainya kita berada di suatu tempat dan tidak mengehtahui
arah Ka’bah maka menghadap kemanapun sah shalatnya karena dimana saja disitu
ada Wajah Allah.

Menghadap ke Ka’bah adalah simbol persatuan, dan untuk memudahkan kalau kita
shalat khususnya shalat berjamaah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar